Langsung ke konten utama

SEMARANG BANJIR KULINER


PIA adalah gadis cantik memilih kerja non formal, berdagang LUMPIA karena bermimpi mengenalkan LUMPIA go Internasional.
SETO pemuda trampil pemilik tambak dan pedagang Bandeng PRESTO keliling.
ALUNG pemuda keturunan yang tetap setia melanjutkan usaha papanya berdagang WEDANG TAHU.
Mereka bertiga berteman, dipersatukan oleh perasaan senasib, sama-sama berjuang mulai dari NOL akhirnya sepakat bersahabat.

Pak JOYO, pensiunan guru swasta, hidup sederhana yang ternyata mewarisi tanah dari Eyang BUYUTNYA, nyatanya berada di jantung kota Semarang. Bingung menerima dan mengelola harta peninggalan, hampir tertipu oleh tuan tanah bernama bp HENDRA.
HENDRA sendiri investor, kontraktor kelas kakap licin dan terkenal memiliki lobi hebat dengan penguasa NEGARA, sepak terjangnya menjadi momok bagi pedagangan dan pengusaha kecil.
BUDUL panggilan akrab BUDI MULIA pemuda jenius dengan karir melesat di BANK tempatnya bekerja. Berperawakan besar, tinggi, agak hitam, focus, ulet dan pekerja keras. Setia meniti pekerjaan mulai dari DebtColector yang akhirnya menempa dirinya menjadi satu-satunya calon Manager Kredit bervisi UKMK. BUDUL ternyata dekat dan bersahabat dengan DANU anak laki satu-satunya pak JOYO.
DANU sendiri selepas orang tuanya pensiun dan tidak menerima pesangon dan pensiunan layaknya PNS, menjadi tulang punggung keluarga dan bekerja di HOTEL bagian Food & Beverage staff.
ERSA gadis manis berkacamata yang menyukai dunia komputer dan telekomunikasi, memiliki jaringan sosial pertemanan luas di dunia maya.
ERSA adalah teman kuliah BUDUL, menyimpan hati pada DANU yang tidak sengaja diperkenalkan BUDUL saat tandang ke rumahnya untuk membetulkan laptop.

RYAN pengusaha jasa wisata yang menyukai touring ke seluruh INDONESIA. Berkeinginan mencicipi semua masakan dari seluruh penjuru tanah air dan menyatukan kuliner di satu tempat spesial. Supel, mudah bergaul dan akrab dengan pedagang dan pelanggan. RYAN Penasaran dengan LUMPIA oleh-oleh dari ibu JAMAL, seorang pelanggan dekat RYAN yang tinggal dan menetap di Jakarta meski asli kelahiran Semarang

Hari itu seperti biasanya, cuaca cerah, lalulintas padat, tertib, lancar. Lapak PIA, SETO dan ALUNG berjajar rapi di trotoar dengan banyak diburu pembeli. Mereka bertiga bersama +10 pedangan lainnya sudah 3 bulan ini berdagang menempati lokasi tanah yang sedang ditutup pagar seng akibat belum jelas kepemilikannya. Lapang ASRI adalah julukan anak-anak SMU yang suka jajan dan makan di sepanjang tanah bertaman tersebut karena tenang, teduh, nyaman dan penuh pohon tinggi. Kebetulan diujungnya ada gang sempit bernama ASRI menuju kampung ASRI dibelakang tanah berukuran + 2,5 Hektar tersebut.
Lokasi itu memang enak untuk berdagang selain dekat sekolah, kantor juga jalur utama kota. PIA yang tiba-tiba nyeletuk pada ALUNG, meski tidak cukup dihiraukan karena sibuk melayani pembelinya.
“LUNG …kok perasaanku tidak enak, seperti bakal terjadi apa gitu ..?” “AH itu perasaanmu saja, mungkin kamu semalam tidur sampai larut ya…?” jawab ALUNG ringan.

Beberapa menit kemudian PIA disibukkan oleh anak sekolah yang pulang dan jajan di lapaknya. SETO melihat PIA kewalahan segera membantu dan tanpa menyadari mereka akan kedatangan tamu tak diundang. Baru dua tiga orang terlayani….
“lari, beresi, kemasi dan cepat kita singkirkan lapak-lapak..!” kata salah seorang pedagang yang panik sambil berlari dari lapak satu ke lainnya. Seketika suasana genting menjadi tak terkendali …
“Biasa penertiban … PIA” kata ALUNG memberi tahu 2 sahabatnya.

Seketika semua pedangan memberesi dagangannya. SETO membawa lari grobaknya menuju ke ujung gang. ALUNG mudah saja menyingir cepat dari lokasi. Sedangkan PIA justru tidak menghiraukan kepanikan teman-temannya. PIA tenang melayani pesanan anak SMU.
“PIA kemasi cepat…tinggal 25 menit, petugas SATPOL PAMONG PRAJA sampai ke lokasi kita” SETO sambil teriak dari ujung gang dan berlari menuju lapak PIA
“Tanggung tinggal 2 pesanan LUMPIA spesial untuk bu JAMAL…” teriak PIA.
“LUNG ayo kita bantu PIA memberesi lapaknya !” ajak SETO

SETO menghampiri lapak PIA dan mengambil tisu pembungkus dan segera menuliskan sesuatu. Sampai detik berikut akhirnya truk SATPOL PP datang, lapak PIA belum selesai diberes, sementara LUMPIA pesanan bu JAMAL sudah ada ditangan keponakkannya yang sekolah didepan lokasi. Tisu yang ada tulisan SETO ikut masuk ke dos pesanan. Dan penyitaan lapak tidak bisa dihindari oleh mereka bertiga…..PIA menangis sejadi-jadinya, berontak meski dipeluk dan ditenangkan SETO. Sementara ALUNG memproses tindakan semena-mena SATPOL. “Kenapa kami tidak diberi tahu atau sekedar peringatan pak …. !”. “Sudah……kami SATPOL, kami disini hanya bertugas, melalui kelurahan pasti kalian sudah ada pengarahan” jawab kepala SATPOL yang ikut terjun kelapangan.

Liputan penertipan pedagang Lapang ASRI langsung tersiar di TV, HENDRA tertawa, menikmati kemengan. Seketika HENDRA menelpon pejabat yang berkepentingan menangani penanaman modal. “Sore pak…malam ini juga saya akan presentasikan projek MAL HW (Hendra Winata) ha…ha…ha…ha…, datang ya….!, oh ya pak wali juga bersedia datang ke undangan saya, tempat seperti biasa di Resto FONT, datang dan deal…selamat sore pak”
“Papi…tanah ASRI, tetap milik kita…” kata pak HENDRA sambil mengangkat foto almarhum papinya di ruang kerja. “Tarik ulur tanah ASRI akan segera clear berkat campur tangan HENDRA, JOYO kupastikan setuju harga penawaran saya karena merasa berhutang budi denganku….” lanjut HENDRA
Sebenarnya pihak pemerintah tidak mengijinkan peruntukan MAL, melainkan perkantoran dan sarana penunjang pendidikan.

Benar saja presentasi HENDRA berjalan datar, Walikota yang diundang ternyata dihadiri wakilnya saja. Jawaban pihak walikota yang dibacakan wakitnya tetap sana “Dengan demikian kami menolak proposal Invesatasi dari PT HENDRA” kata wakil walikota.
“Ok masih ada orang saya di PUSAT” kata HENDRA dalam hati dengan sangat kesal dan marah.

Proses hukum yang berjalan alot dan memakan waktu berpuluh tahun akhirnya kelar. Keputusan atas Hak kepemilikan tanah jatuh ke Raden DANU pemilik pertama yang haknya ditimpal oleh orang lain. Keputusan final yang ditunggu keluarga JOYO disampaikan melalui pengacara langsung ke rumah pak JOYO. Pak JOYO yang terlihat makin tua, menerima berkah ini seraya bersujud dan mengadakan pengajian sebagai rasa syukur.

Ekonomi keluarga mereka sudah sangat pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Meski sertifikat dan tanah jatuh ketangan pak JOYO, mereka pasrah untuk dijual karena tak mampu lagi mengelola bahkan membangun. PBB yang harus mereka lunasi atas keputusan inipun menjadi tanggung jawab yang sulit sekali terbayar, Nilainya mencapai + Rp. 15.000.000,-.
“lalu rencana bapak apa …. ?” Tanya ibu JOYO didampingi DANU
“Dijual saja, uang dari mana untuk membayar PBB nya…?”
“Besok DANU akan coba cari pinjaman ke kantor pak” kata DANU. Meski PBB terbayarpun, bayangan untuk menjadikan wujud dan dapat menghasilkan uang sudah tak ada lagi mampu tergambar pak JOYO. Tetapi dalam hati terdalam DANU, dia punya impian meski tak keluar. Bagi DANU faktor pendorong mewujudkan aksi juga belum terbuka.

Sementara LUMPIA pesanan bu JAMAL siap dipisahkan untuk bingkisan oleh-oleh ke pak RYAN. “pak RYAN ini ada sedikit oleh-oleh dari tour Semarang kemarin” kata bu JAMAL. “Oh LUMPIA…., terimakasih banget bu JAMAL” RYAN sambil mengembangkan senyum kas seorang Entrepreneur sejati.

Tak lama bu JAMAL berlalu pulang, LUMPIA itu langsung di sambar lahap. “Luar biasa rasanya….. , LUMPIA PIA” RYAN menikmati sambil membaca dus merk dan alamat, serta nomer kontak. Diambilnya HP dan segera menghubungi PIA “Selamat malam … ini LUMPIA PIA…?, LUMPIA anda rasanya luar biasa, boleh saya berkunjung dan memesan …?” ujar RYAN merayu maut penjual dengan maksud dapat diskon gede.
“Iya benar …, tapi maaf saya sedang kena musibah, LAPAK beserta peralatan disita satpol PP dan tempat kami mengelar dagangan sedang dilarang pemkot, jadi sekali lagi maaf, sementara ini kami belum bisa memenuhi permintaan bapak” jawab PIA sambil bersedih mengingat kejadian penyitaan pilu.

Saat menutup telepon, RYAN tak sengaja mengambil tisu dan dibacanya ….”tolong kami pedangan kecil…biarkan kami HDUP !”. “Mereka nampak sekali butuh bantuan …., cita rasa ok, sayang kalau harus mati oleh …..aturan sistem birokrasi” RYAN. “Mereka layak dibantu, ada tempat di PUJASERA ku, aku akan prioritaskan medatangi mereka …. ” lanjut RYAN

Kesulitan DANU mencari hutang terdengar oleh sahabatnya BUDUL. “Dan ada apa lho suntuk gitu ..?” Tanya BUDUL. “Aku perlu Rp. 15 jt untuk melunasi PBB tanah Eyang” jawab DANU. “Oh itu…kecil…, tanah Eyang kamu kalau di jual bisa lebih dari Rp. 3M” kata BUDUL seolah menyengat hati kecil DANU.
PIA, SETO dan ALUNG getol datang ke rumah pak JOYO, meminta agar tidak menjual tanah kepada pak HENDRA. “Mereka juga harus kami pikirkan….kasihan…? tapi….(berpikir sejenak) bagaimana kalau pak HENDRA menjadikan MAL dan mereka kehilangan mata pencahariannya berdagang…?” hati DANU yang terus dilema. Disisi lain mereka keberatan untuk mengangsung hutang Rp. 15 jt.

“Tenang Bro…, kalau keputusan bokap lho tetap akan dijual…, aku punya teman jago komputer, kita tawarkan saya lewat Internet” saran BUDUL. “ayo kita ke rumah ERSA…, sekalian ambil laptop yang selesai di service” lanjut BUDUL mengajak DANU jual property lewat internet.

Tanpa disangka perjumpaan DANU dengan ERSA meninggalkan benih-benih ketertarikkan. ERSA dengan antusias membantu DANU yang bermaksud menjual tanah. “Kenapa mesti dijual iklannya … ?” ERSA. “itu keinginan papaku, kami tidak mungkin membangun atau mengelolanya” DANU. “Tidak maksudku….kenapa iklannya dijual, bagaimana kalau iklan cari Investor utnuk dibikin perkantoran atau pujasera….? Tawar ERSA sambil senyum mengembang dan seolah memberi masukkan berarti DANU.

Dari sekedar saling puji, ERSA semakin merasakan ada getaran di hatinya. DANU sepulang dari rumah ERSA terus membayangkan sosok ERSA yang manis. Pertautanpun terus berjalan sampai mereka memiliki visi yang sama membangun PUJASERA. BUDUL yang melihat gelagat dua sejoli ini saling suka hanya bisa mengamini dan mendukung dari belakang. “LOVE…., itu yang membantu kamu sob (menepuk DANU) terpacu mewujudkan impian, kalian butuh modal….?, pasti saya janji bantu teman” BUDUL semakin membakar semangat sahabatnya.

Pak RYAN tiba ke Semarang untuk bertemu PIA dan ingin sekali lagi mencicipi lezatnya LUMPIA. Terlebih tujuannya kali ini juga bermaksud baik mengangkat pedagang kecil untuk tetap hidup. Setelah menunggu setengah hari di lapang ASRI, PIA, SETO dan ALUNG bersedia menemui pak RYAN. “saya merasakan racikkan istimewa dari tangan anda….dan LUMPIA pantas bersanding dengan makanan khas kota lainnya bahkan layak go Internasional” tegas RYAN tanpa basa-basi. “Masksud bapak apa …?” sergap ALUNG curiga.

Setelah menjelaskan dan mengajukan tawaran. Ketiga sahabat itu meminta waktu untuk mempertimbangkannya. Diwaktu yang sama, DANU, ERSA dan BUDUL juga survai lokasi untuk memetakan impian mereka menjadi blueprint lebih jelas. “PIA, SETO, ALUNG…..” sapa DANU pada ketiga pedagang. “Mas DANU, mereka ya calon pembeli lapang ASRI…?” Tanya SETO menunjuk ERSA dan BUDUL.

“Setelah saya pertimbangkan…lapang ASRI tidak kami jual tetapi akan kami bangun PUJASERA” kata DANU. “PUJASERA !” kata ketiga sahabat dengan keras dan terbelolok. Mendengar keakraban PIA, SETO, ALUNG dan DANU, ERSA, BUDUL, RYAN tertarik gabung. RYAN pun berkenalan berjabat tangan dengan DANU calon pewaris tunggal lapang ASRI. Tujuan merekapun jadi klop, kerjasama mereka berlanjut serius berbincang santai di bawah pohon wujudkan PUJASERA ASRI.

“Anak muda …. saya senang bertemu kalian, impian saya selangkah lagi terwujud ….memiliki PUJASERA dengan menyediakan masakan khas seluruh NUSANTARA di satu tempat istimewa, PUJASERA ASRI” RYAN membakar semangat tim ini. “Satu TIM harus kompak…..”mereka bertujuh tos. PUJASERA bertema NUSANTARA dengan menu masakan terlengkap di INDONESIA. Dengan cepat rencana mereka terbangun, pedangan yang siap meramakan berbondong-bondong datang bagaikan air bah ke kota Semarang. ERSA yang memiliki pertemanan di jejaring sosial segera mengundang promo Grup SEMARANG BANJIR KULINER.

“SEMARANG BANJIR KULINER, alamatnya dimana ?” tulis beberapa pesan dinding jejaring dengan antusias. DANU mantap berperan sebagai OWNER bekerjasama dengan pak RYAN. PIA, SETO dan ALUNG bersemangat dengan gerai barunya yang lebih lux. Grand openingpun segera ditarget 10 Januari dan Semarangpun menjadi medan magnet, pusat perhatian dan lautan wisatawan. Sebuah pembukaan manis dan 3 makanan khas Semarang yaitu LUMPIA, Bandeng PRESTO dan WEDANG TAHU menjadi menu paling diburu.

Ibu JAMAL membawa satu rombongan BUS sekedar memburu KULINER Semarang. PIA LUMPIA… tangisan pilu yang dulu terus terurai berubah senyum cantik menawan. WEDANG TAHU ALUNG terasa indah go nasional. SETO Bandeng PRESTO, seperti ditemukan dengan gerbong baru, peroleh jalan MUDAH, setelah lalui pahit getir hidup. Pak JOYO bangga melihat kerja DANU, “SEMARANG BANJIR KULINER benar-benar diimpikan Eyang Raden DANU, seperti wasiatnya ; Semarang akan masuk era wisata, banjir jajan (makan), kini ditangan cucunya yang juga bernama sama (DANU) impian itu benar-benar terwujud” kata Pak JOYO sambil menitikkan air mata dibrifing penutupan malam pertama.




Cuntel – Selesai – The End





Komentar

  1. ini baru beda !, kayak cerita film

    BalasHapus
  2. Aku dukung blog ini number ONE, dapat laptop and aku dipinjami ya.... Wawan Surabaya, kenal khan ????????????

    BalasHapus
  3. Wow jadi pengen lumpia....besar, spesial, ma mam ah lapar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghapus #Trauma ; dengan berpaling ke Toyota Sienta

#Trauma Mendengar gas motor mblayer-mblayer, Kerumunan anak-anak ABG, Bertemu debtcollector, Mendengar teriakan "toloooong maling...!" Senjata tajam, Toyota Fortuner, Jl Mayjend sutoyo, Jl Gajahmada, Sendirian, Klakson keributan, Kepalan tangan, Tanda tangan, Gedor2 pintu / kaca jendela keras, Debcollector, Marpaung cs, Untung, BTR, ADR, Tgl 29/11/2016, Warna Kuning kaos / hem, Itu beberapa list atau daftar yang bikin #trauma. Untuk menghapus seluruhnya tidaklah mudah, dari dalam diri kitalah yang berusaha "merdeka" dari #trauma tersebut. Saya punya cara : yaitu pindah Fokus. Kalau kemarin belum berhasil dengan Honda Mobilio, sekarang dengan mengalihkan pandangan ke Toyota Sienta, semoga lebih bisa berhasil. Masalah "kegaduhan" kemarin justru jadi ilmu dan pembelajaran yang mahal. Dan sekarang, saya merasa jauh lebih baik melawan #trauma. Kedepan siap membantu dan mendampingi siapapun yang mengalami masa-masa ketidak nyaman. Toyota Sien

Alamat SIAP TOKO7™ ; Konsultan Bisnis, Pelatih Wirausaha, Coach no1 Indonesia

Terimakasih sudah memilih kami dan bekerjasama dengan kami. Bila bapak/ibu/saudara/i /Mr/Mrs berencana investasi di bidang Perdagangan dan jasa. Baik skala kecil (UKM) sampai padat modal ; seperti industri. Baik di Indonesia atau di Asia, bisa memanfaatkan jasa Konsultan, Pelatihan & Coaching dengan kami. Kami sudah mendirikan badan usaha sejak 1999/2000. Juga dekat dan mendampingi UKM CENTER Indonesia supaya naik kelas dan mampu membeli Indonesia +jadi market Asia. Garansi sesuai filosafi kami "bisnis anti GAGAL". Jika masih mencari kemana konsultan bisnis, pelatih wirausaha dan coach UKM, referensikan kami. Alamat dibawah ini, search google map ; SIAP TOKO7™ https://goo.gl/maps/zY6k5TcaVjy SIAP TOKO7™ SIAP MOBIL® MWE® ACADEMY UKM CENTER INDONESIA LAUNDRY ASRI™ The Most Wanted Tour & Travel Car Ruko Beringin Hills Estate no2 Jl Beringin Raya, Tambakaji, Ngaliyan Semarang Posted via Blogaway